Sekitar 30-han
orang warga desa kawo kecamatan pujut kabupaten lombok tengah pada senin 02/07
mendatangai kantor DPRD kabupaten Lombok tengah, mereka datang ke DPRD
melakukan hearing suasana keamanan desa mereka pasca peristiwa bentrok beberapa
waktu lalu. Para warga tersebut terdiri dari seluruh kepala dusun dan kepala
desa yang berada serumpun dengan desa kawo. Disamping itu para tokoh pemuda,
agama dan masyrakat juga nampak terlihat pada hearing tersebut.
Salah seorang
tokoh warga Lalu Parman, mengatakan kedatangan mereka ke DPRD untuk
menyampaikan susana keamanan pasca bentrok desa kawo dengan desa ketare
beberapa waktu lalu. Ia menjelaskan bahwa hingga saat ini warga desa kwo masih
khawatir unutk melaakukan aktivitasnya seperti biasanaya. Apalagi akhir-akhir
ini terjadi sweeping terhadap warga desa kawo oleh orang yang tak dikenal yang
diduga warga desa ketare. Ia mencontohkan ada salah seorang guru yang
disweeping disebuah kantor pos dikecamatan pujut dan diancam akan dibunuh.
Kejadian tersebut membuat warga lain dan juga guru lain yang berasal dari desa
kawo, yang kebetulan mengajar di desa ketare tidak berani masuk sekolah.
Disamping itu warga desa kawo menilai adanya perlakuan tindakan hukum yang
tidak adil yang diberlakukan terhadap warga desa kawo.
“Kami merasa ada
ketidak adilan hukum yang saat ini diberlakukan oleh aparat keamanan. Kalau
dari pihak desa kawo, warga sudah beberapa kali dipanggil bahkan dijemput
secara paksa untuk dimintai ketrangan terkait dengan peristiwa ini. Tetapi
tidak satupun warga desa ketare yang sudah membakar rumah-rumah kami dipanggil
oleh polisi. Untuk itu saya meminta kepada bapak dewan dan wakil bupati untuk
memfasilitasi kami unutk bertemu dengan kapolres lombok tengah”Tegasnya.
Warga
menambahkan, penyegelan kantor desa kawo yang dilakukan warga sejak beberapa
minggu lalu adalah bentuk pelampiasan warga karena merasa tidak dihiraukan oleh
pemerintah.
Sementara itu
pantauan dilapangan ketika hearing ini berlangsung, nampak para warga terlihat
tegang dan tidak sabaran untuk mendapatkan jawaban dari sejumalah anggota dewan
dan Wakil bupati (Wabup) yang hadir ketika itu.
Adapun wakil
bupati lombok tengah Lalu Normal Suzana menyampaikan, agar warga senantiasa
sabar menghadapi yang menurut wakil bupati peristiwa tersebut adalah sebauah
musibah, unutk dihadapi dengan sabar. Karena tidak mungkin suatu peristiwa seperti itu akan cepat berubah aman ketika
kiata menginginkanya saat itu juga. Seperti pengalaman yang sudah sering ia dapatkan dari peristiwa
semacam itu, wakil buaoti menyamapaikan butuh waktu lama untuk memulihkan
keadaan menjadi sediakala.
“Saya
mengharapkan kepada bapak, ibu tokoh masyrakat dan semua warga untuk bersbar
dalam hal ini. Selain bersabar senantiasa selalau untuk tidak mudah terfovokasi
oleh informasi-informasi yang tidak benar. Aplagi informasi itu datangnya lewat
SMS. Ini kan sangat sulit unutk dipertanggung jawabkan. Soalnya ada saja oknum
yang ingin melihat semaunya tidak aman bisa jadi beli kartu tersu setelah SMS
sana sini bikin ribut kemudian kartu itu ia buang lagi.Na ini kan bisa saja
terjadi”Kata Wabup.
Lebih lanjut
Wabup, menyampaikan tindakan warga yang hingga saat ini masih menyegel kantor
desa juga bukan tidakan atau solusi yang tepat. Karena hal itu akan membuat
banyak orang mengalami keruagian. Akibat dari pelayanan di kantor desa tidak
bisa di lakukan. Untuk itu wabup meinta agar penyegelan kantor desa segera
dibuka.
Demikianlah,
setelah sekitar 2 jam lebih warga dan wabup serta anggota dewan berdialog,
didapatkan kata sepakat kalau segel kantor desa dilepaskan, pihak DPRD akan
memfasilitasi wrag untuk bertemu dengan kapolres lombok tengah dan upaya
mempertemukan kedua belah pihak yang bertikai harus segeara dilakukan, wlapaun
untuk mempertemukan kedua belah pihak unutk berdamai menurut wabup, masih
menunggu waktu yang tepat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar