Senin, 02 Juli 2012

Warga Kawo Ngadu Ke DPRD, Pasca Bentrok Dengan Ketare


Sekitar 30-han orang warga desa kawo kecamatan pujut kabupaten lombok tengah pada senin 02/07 mendatangai kantor DPRD kabupaten Lombok tengah, mereka datang ke DPRD melakukan hearing suasana keamanan desa mereka pasca peristiwa bentrok beberapa waktu lalu. Para warga tersebut terdiri dari seluruh kepala dusun dan kepala desa yang berada serumpun dengan desa kawo. Disamping itu para tokoh pemuda, agama dan masyrakat juga nampak terlihat pada hearing tersebut.


Salah seorang tokoh warga Lalu Parman, mengatakan kedatangan mereka ke DPRD untuk menyampaikan susana keamanan pasca bentrok desa kawo dengan desa ketare beberapa waktu lalu. Ia menjelaskan bahwa hingga saat ini warga desa kwo masih khawatir unutk melaakukan aktivitasnya seperti biasanaya. Apalagi akhir-akhir ini terjadi sweeping terhadap warga desa kawo oleh orang yang tak dikenal yang diduga warga desa ketare. Ia mencontohkan ada salah seorang guru yang disweeping disebuah kantor pos dikecamatan pujut dan diancam akan dibunuh. Kejadian tersebut membuat warga lain dan juga guru lain yang berasal dari desa kawo, yang kebetulan mengajar di desa ketare tidak berani masuk sekolah. Disamping itu warga desa kawo menilai adanya perlakuan tindakan hukum yang tidak adil yang diberlakukan terhadap warga desa kawo.

“Kami merasa ada ketidak adilan hukum yang saat ini diberlakukan oleh aparat keamanan. Kalau dari pihak desa kawo, warga sudah beberapa kali dipanggil bahkan dijemput secara paksa untuk dimintai ketrangan terkait dengan peristiwa ini. Tetapi tidak satupun warga desa ketare yang sudah membakar rumah-rumah kami dipanggil oleh polisi. Untuk itu saya meminta kepada bapak dewan dan wakil bupati untuk memfasilitasi kami unutk bertemu dengan kapolres lombok tengah”Tegasnya.

Warga menambahkan, penyegelan kantor desa kawo yang dilakukan warga sejak beberapa minggu lalu adalah bentuk pelampiasan warga karena merasa tidak dihiraukan oleh pemerintah.

Sementara itu pantauan dilapangan ketika hearing ini berlangsung, nampak para warga terlihat tegang dan tidak sabaran untuk mendapatkan jawaban dari sejumalah anggota dewan dan Wakil bupati (Wabup) yang hadir ketika itu.

Adapun wakil bupati lombok tengah Lalu Normal Suzana menyampaikan, agar warga senantiasa sabar menghadapi yang menurut wakil bupati peristiwa tersebut adalah sebauah musibah, unutk dihadapi dengan sabar. Karena tidak mungkin suatu peristiwa  seperti itu akan cepat berubah aman ketika kiata menginginkanya saat itu juga. Seperti pengalaman  yang sudah sering ia dapatkan dari peristiwa semacam itu, wakil buaoti menyamapaikan butuh waktu lama untuk memulihkan keadaan menjadi sediakala.

“Saya mengharapkan kepada bapak, ibu tokoh masyrakat dan semua warga untuk bersbar dalam hal ini. Selain bersabar senantiasa selalau untuk tidak mudah terfovokasi oleh informasi-informasi yang tidak benar. Aplagi informasi itu datangnya lewat SMS. Ini kan sangat sulit unutk dipertanggung jawabkan. Soalnya ada saja oknum yang ingin melihat semaunya tidak aman bisa jadi beli kartu tersu setelah SMS sana sini bikin ribut kemudian kartu itu ia buang lagi.Na ini kan bisa saja terjadi”Kata Wabup.

Lebih lanjut Wabup, menyampaikan tindakan warga yang hingga saat ini masih menyegel kantor desa juga bukan tidakan atau solusi yang tepat. Karena hal itu akan membuat banyak orang mengalami keruagian. Akibat dari pelayanan di kantor desa tidak bisa di lakukan. Untuk itu wabup meinta agar penyegelan kantor desa segera dibuka.

Demikianlah, setelah sekitar 2 jam lebih warga dan wabup serta anggota dewan berdialog, didapatkan kata sepakat kalau segel kantor desa dilepaskan, pihak DPRD akan memfasilitasi wrag untuk bertemu dengan kapolres lombok tengah dan upaya mempertemukan kedua belah pihak yang bertikai harus segeara dilakukan, wlapaun untuk mempertemukan kedua belah pihak unutk berdamai menurut wabup, masih menunggu waktu yang tepat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar