Puluhan tenaga honorer yang merasa keberataan atas hasil
pendataan sementara tenaga honorer yang masuk dalam data base katagori I
mendatangi DPRD Loteng beberapa waktu lalu. Merekan memprotes dan merasa
keberataan atas hasil pendataan yang dianggap tidak adil dan sarat dengan
diskriminatif.
Salah seorang perwakilan honorer, Lalu Zakaria mengatakan
sikap protes para honorer ini bukan untuk menghambat proses pendataan tenaga
honorer yang masuk dalam data base. Mereka hanya memprotes ketidak adilan dan
diskriminasi yang ada dalam proses pendataan tenaga honorer. Sebab dalam proses
pendataan yang dilakukan oleh pihak BKD banyak sekali tenaga honorer yang SK
pengangkatannya sama dengan mereka bahkan lebih baru dari mereka masuk dalam data base sementara yang
ditetapkan oleh BKD beberapa waktu lalu.
“Apakah karena kami tidak punya backing pejabat atau bukan
keluarga pejabat makanya kami tidak lolos dalam verifikasi data base yang
dilakukan oleh BKD beberapa waktu lalu. Padahal jelas-jelas SK kami sama dengan
yang dinyatakan lulus oleh BKD bahkan ada yang SK nya lebih baru dari kami dan
dia dinyatakan lulus. Ada
apa ini? Kami akan terus melawan diskriminasi dan ketidak adilan ini” ujar Lalu
Zakaria.
Menurut Zakaria ia tidak mempermasalahkan proses pendataan
ini, bahkan ia dan rekan-rekannya sangat mengapresiasi serta menghormati proses
pendataan ini. Yang ia permasalahkan adanya ketidak adilan dalam proses
pendataan yang terkesan pilih-pilih dan tidak terbuka. Ia dana rekan-rekanya
akan legowo dan menerima para honorer yang masuk dalam database sementara
sepanjang memenuhi syarat dan lebih layak dari mereka. “Jangan sampai yang
lolos SK nya sama dengan kami bahkan lebih baru dari kami sedangkan kami tidak
lolos. Kalau mereka lolos maka kami juga harus lolos. Ini logika yang tepat
karena SK kami sama” ujarnya.
Menurutnya dari 317 tenaga honorer yang masuk dalam data
base sementara hasil verifikasi BKD, 25 hingga 30 persen diantaranya tidak
layak masuk dalam data base karena tidak sesuai dengan Surat Edaran Menpan.
Zakaria menduga hal ini terjadi karena adanya manipulasi SK yang dilakukan oleh
sejumlah pejabat. Ia menambahkan para pejabat yang diduga melakukan manipulasi
SK harus bertanggung jawab terhadap tindakan yang mereka lakukan. Selain itu ia
meminta penjabat bupati untuk menindak tegas para pejabat yang terbukti
melakukan manipulasi SK di instansinya.
“Jika terbukti maka
para pejabat tersebut sesuai yang dikatakan oleh Komisi A dapat dilaporkan
secara hukum karena telah melakukan tindak pidana dan criminal. Maka kami juga
akan membawa hal tersebut kesana” ujarnya.
Sementara terhadap verifikasi lanjutan yang dilakukan BKD
dengan melibatkan wartawan dan LSM, Zakaria mengatakan ia dan para honorer yang
merasa dirugikan tidak mendukung langkah ini. Menurutnya hal tersebut merupakan
hal yang sia-sia sebab dilakukan oleh orang yang sama. Ia khawatir jika
verifikasi ini tetap dilakukan maka hasilnya juga tidak akan jauh berbeda
dengan hasil verifikasi sebelumnya. “Kalau verifikasi dilakukan oleh orang
berbeda yang dapat dipercaya dan independent maka kami bisa mendukung karena
hasilnya akan lebih objektif” ujar Zakaria.
Dalam kesempatan ini ia juga mengkalrifikasi adanya anggapan
bahwa para honorer melakukan protes karena sakit hati. Ia mengatakan bahwa
sikap dan langkah para hinorer ini murni dilakukan untuk memperjuangkan hak
dari ketidak adilan dan diskriminasi. Menurutnya tidak pernah ada rasa sakit
hati dalam diri para honorer terhadap hasil verifikasi sementara yang dilakukan
oleh BKD.
“tidak ada rasa sakit hatio. Kami bahkan akan legowo
siapapun yang lulus asalkan sesuai aturan dan tidak ada diskriminasi dan
ketidak adilan”ujarnya.
Ia menambahkan, saat ini para honorer yang merasa dirugikan
akan terus berkoordinasi dengan pimpinan dan anggota Komisi A DPRD loteng. Hal
ini dilakukan karena mereka mempercayai dan yakin terhadap para anggota DPRD
yang merupakan perwakilan dari masyarakat Lombok Tengah akan terus berada di
garis depan untuk membela kepentingan rakyat. “Kami percaya dan yakin dengan
wakil-wakil kami yang duduk di DPRD makanya kami melaporkan berbagai data-data
ini kedapa komisi A untuk di tindak lanjuti. Kami yakin mereka akan
memperjuangkan nasib kami yang menjadi korban ketidak adilan dan diskriminasi”
ujar Zakaria yang diamini oleh para honorer lainnya.
Selain itu Zakaria dan para honorer lainya akan terus
memantau perkembangan pendataan ini. Menurutnya ia dan elemen masyarakat
lainnya akan bergerak jika data sementara ini tidak segera dirubah dan para
honorer lainya yang lebih pantas masuk dalam data base tidak diakomodir. Ia
berasama masyarakat akan melakukan aksi demonstrasi untuk memprotes ketidak
adilan yang terjadi dalam proses pendataan tenaga honorer yang masuk dalam
database. Ia menamhakan bahwa mereka memiliki beberapa tahapan dalam melakukan
perjuangan untuk melawan ketidak adilan yang dilakukan oleh BKd dan para
pejabat di Lombok Tengah.
“Kami memiliki
sejumlah langkah dalam memperjuangkan ini semua. Langkah awal kami bersama
Komisi A akan terus mengumpulkan bukti-bukti manipulasi SK dan kami juga
berjuang agar semua honorer yang layak masuk dapat masuk dalam data base. Ini
akan kami perjaungakan” ujarnya.
Zakaria berharap para honorer lain yang ada di Loteng dapat
terus berjuang untuk memperjaungkan hak-haknya. Ia juga berharap kepada para
pemerintah agar dapat memperjuangkan dan mengusahakan agar seluruh honorer di
Loteng dapat masuk dalam data base. “ Pada akhirnya kita berharap pemerintah
dapat memperjuangkan semua honorer di Loteng untuk masuk dalam data base
sehingga tidak ada lagi praktik-praktik curang dan diskriminasi serta ketidak
adilan dalam proses pendataan. Kalau semuanya masuk kan bagus” ujarnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar