TALENTA FM (Rakom Barejulat) - Suami yang seharusnya menjaga, melindungi dan memberikan
kebahagiaan untuk sang istri justeru berbalik menjadi ancaman yang mengerikan.
Itulah yang dialami Hajjah Maini (30) asal desa Janeprie kecamatan Janeprie
Lombok Tengah. Suami yang ia harapkan sebagai pemimpin dalam keluarga untuk
memberikan rasa aman dari ancaman penjahat justeru sang suamilah yang kali ini menjadi penjahat.
“Saya kesini pak mau melaporkan penganiayaan yang dilakukan oleh
mantan suami saya sendiri.”Ujarnya lirih ketika ditanya wartawan sambil
menggendong bayinya di Markas Polisi Resor (Mapolres) Lombok
tengah Kamis kemarin (06/09).
Setelah sempat diterima oleh petugas bagian SPK Polres, Ibu
dua anak tersebut disarankan melaporkan peristiwa yang dialaminya ke bagian
Pusat Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA) Polres, karena apa yang dialami Ibu
berkulit putih tersebut diduga sebagai korban Kekerasan Dalam Rumah Tangga
(KDRT) dan bukan kasus Penganiayaan karena sang Ibu tadi menceritakan lebih
detail kalau ia dicerai talak tiga oleh suaminya hingga saat ini tanpa putusan
Pengadilan Agama.
Setelah diberikan penjelasan oleh petugas SPK Ibu bertubuh
bongsor itupun diantar oleh seorang petugas ke ruang PPA melaporkan kasus yang
dialaminya. Oleh petugas PPA ibu tadi kemudian diminta saat itu juga ke Rumah
Sakit Umum Daerah (RSUD) Praya untuk
melakukan pisum, karena waktu saat itu sekitar PKL 14.00 wita lebih dan petugas
PPA terlihat sudah bergegas untuk pulang. Akhirnya oleh seorang kerabatnya ibu
yang bernasib naas tersebut kemudian diantar ke Unit Gawat Darurat (IGD) RSUD
Praya.
“Saya ini sudah hidup sebagai suami istri sudah Sembilan
tahun dan dikaruniai dua anak pak. Ini yang kedua baru berumur delapan bulan
setengah. Sementara anak pertama saya yang juga perempuan sudah bersekolah
kelas tiga SD (Sekolah Dasar-red).
Percekcokan saya dengan mantan suami berawal ketika saya tidak setuju menjual
sebidang tanah yang saya beli dari hasil menjadi TKW (Tenaga Kerja Wanita-red) ke Saudi Arabia satu tahun lalu.”tuturnya
memulai kisahnya.
Maini lebih jauh menceritakan, ia merasa telah bersalah
karena tidak pernah mau mendengar nasehat keluarganya termasuk nasehat dari
kedua orang tuanya untuk tidak terlalu mempercayakan semua hasil jerih payahnya
kepada sang suami. Kini nasi telah menjadi bubur, setelah semua hartanya habis
oleh sang suami untuk kebutuhan yang tidak jelas ia ditinggalkan begitu saja
berpoya-poya dengan Wanita Idaman Lain (WIL).
“Suami saya itu sekarang sudah menikah dengan perempuan lain
pak. Setelah menikah iapun masih sering-sering berseliwaran kerumah saya ini
dengan istri barunya. Entah apa maksudnya, mungkin dia mau manas-manasin aku.
Tetapi sekarang aku sudah muak melihatnya”.Imbuhnya dengan mata berkaca-kaca.
Akibat ulah suaminya yang acuh tak acuh dan membawa WIL-nya
kerumah itulah yang memicu perceraian diantara mereka. Sekitar 5 bulan lalu
Maini memutuskan untuk bercerai dari suaminya yang sudah tidak memiliki rasa
tanggung jawab lagi padanya. Keinginannya bercerai tersebut kemudian diamini
oleh suaminya dan langsung cerai talak tiga secara agama.
“Tadi pagi sekitar pukul Sembilan anak ini saya ambil
kerumahnya dia ke desa landah, dia mengambilnya kemarin kerumah alasnya dia
rindu ama anaknya. Tapi itu hanya akal-akalanya saja agar aku mau dimadu.
Ketika dia bilang aku mau dimadu aku marah dan akhirnya diam-diam mengambil kembali anak yang paling kecil ini.
Baru saja aku turun dari ojek tiba-tiba dia sudah dating marah-marah
menggunakan mobil yang ia beli dari hasilku ke Saudi. Saat pertekengkaran di
depan rumahku yang berda di petigaan Langko janeprie itulah dia berusaha
merebut kembali anak ini, sambil mencekik leher dan bahu saya karena
mempertahankan anak ini.”.Katanya.
Karena masih terus mempertahankan anaknya, saumi Maini
semakin kalap dan entah bagimana caranya tubuh maini terpelanting dan jatuh ke
aspal, akibatnya kedua lutut ibu berjilbab inipun luka gores sampai mengucurkan
darah segar. Yang lebih mengejutkan lagi sang anak yang tadi digendongyapun
terpenating ke tengah jalan. Beruntung walau dalam tekanan yang sangat dahsyat
Maini berhasil segara meraih kembali anaknya yang terkepas dari gendonganya
itu.
“Untung anakku ini tidak kenapa-napa pak. Ia masih
dilindungi oleh Allah, kalau aku tidak segera menngangkatnya dari jalan ini
mungkin sudah digilas oleh truk yang saat itu tiba-tiba lewat.”Tuturnya sambil
menangis tersedu sembari mengusap air matanya.
Setelah puas menumpahkan rasa amarahnya, sang suami kemudian
naik ke kendaraanya dan berlalu begitu
saja tanpa mengucapkan sepatah katapun.
Sementara itu dari hasil pisum dokter di IGD RSUD Praya,
terdapat sejumlah luka-luka di beberapa bagian tubuh ibu berwajah cantik ini.
Selain di dengkul dibahu juga terdapat luka yang diduga bekas pemukulan.
“Ya yang luka serius itu di kedua dengkul cukup lebar berupa
luka gores. Itu karena tadi kata ibu itu didorong oleh suaminya hingga jatuh
diaspal. Selain itu dibahunya ada bekas luka lebam-lebam dileher itu
membiru”.jelas Dr. Afif Ali yang mempisum Maini.
Setelah mendapatkan hasil pisum tersebut, sesuai dengan
saran dari petugas PPA Polres Lombok Tengah hari ini (Jumat 07/09) Maini
rencanya akan kembali ke Mapolres untuk melaporkan kasus peristiwa memilukan
yang dialaminya. Ia memilih melaporkan suaminya ke Mapolres karena ia khawatir
bila melapor ke Polisi Sektor Janapria akan sulit di proses karena suaminya
banyak kenal dan sering bergaul dengan
petugas disana.(dg)(NR)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar